Bukan hanya ilmuwan seperti BJ Habibie yang berhasil melahirkan karya luar biasa, ilmuwan perempuan Indonesia juga tidak kalah berprestasi. Contoh, dalam biografi Tri Mumpuni, jasanya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) begitu inspiratif.
Tidak hanya itu, ada juga ilmuwan perempuan yang berhasil mengurangi kasus demam berdarah hingga cara mendeteksi kanker hati awal. Siapa saja sosok perempuan yang berpengaruh dengan prestasinya ini? Mari simak bersama-sama.
5 Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Berpengaruh
Layaknya Rosalind Franklin yang merupakan pionir bidang ilmu biologi molekuler, di Indonesia banyak ilmuwan perempuan yang tidak kalah pintar. Ilmuwan perempuan asal Indonesia ini berhasil mencetak sejarah yang sangat membanggakan.
Kehadiran ilmuwan ini tentunya patut menjadi sumber inspirasi kita semua.
-
Tri Mumpuni
Ilmuwan perempuan Indonesia yang pertama adalah Tri Mumpuni, dirinya pernah mendapat penghargaan The 500 Most Influential Muslims. Penghargaan ini pun menjadikannya terkenal secara global.
Prestasinya adalah mampu membangun PLTMH dengan memberdayakan masyarakat di daerah terpencil, yaitu Sukabumi, Jawa Barat. Dusun yang awalnya gelap kini menjadi terang dan masyarakat merasa aman dan nyaman.
Alumni Institut Pertanian Bogor ini juga pernah meraih Ashden Award, LSM asal Inggris yang berkecimpung dalam energi ramah lingkungan. Jasanya tersebut juga tidak luput dengan kerja sama bersama Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA).
-
Korri Elvanita El Khobar
Ilmuwan wanita yang selanjutnya adalah Korri Elvanita El Khobar yang aktif meneliti soal penyakit hepatitis. Korri berhasil menemukan cara mendeteksi awal kanker hati bagi pasien yang menderita infeksi hepatitis kronis.
Peneliti yang merupakan alumni dari University Indonesia ini, berhasil menciptakan biomarker yang mendeteksi karsinoma hai seluler. Berkat penemuannya, kini pasien hepatitis bisa sedini mungkin mendeteksi adanya kanker hati.
Penemuannya tersebut juga yang mensukseskannya untuk memenangkan penghargaan L’Oréal UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2018.
-
Adi Utarini
Seorang ilmuwan perempuan Indonesia yang dikenal dengan Prof Uut ini berhasil mengurangi kasus demam berdarah sampai 77%. Kesuksesannya ini karena dirinya memimpin sendiri penelitian World Mosquito Program (WMP).
Penelitian tersebut bertujuan untuk memberantas demam berdarah yang menyerang 40 juta penduduk di dunia setiap tahun. Prestasinya tersebut membawanya masuk ke 100 pioneer berpengaruh di dunia pada 2021 versi Majalah Time.
Perempuan lulusan UGM dan Universitas Umea Swedia ini juga sempat mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi untuk upaya memberantas demam berdarah. Jadi, jika angka demam berdarah menurun maka Prof Uut inilah yang berjasa besar.
-
Yessie Widya Sari
Berbeda dengan ilmuwan perempuan di Indonesia yang berkecimpung dalam hal kesehatan, Yessie terkenal dengan penemuannya soal bioplastik. Penemuannya tersebut bertujuan untuk angka limbah plastik melalui kemasan barang pertanian dan makanan tahan lama.
Selain sebagai peneliti, Yessie juga bekerja sebagai dosen dengan segudang prestasi. Salah satunya adalah dalam penghargaan L’Oreal Women in Science tahun 2018 berkat penemuannya dalam hal life science.
-
Sri Fatmawati
Belum lama ini ada juga ilmuwan perempuan terkenal asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sri Fatmawati. Beliau berhasil memenangkan Female Science Talents Intensive Tracks 2024.
Penelitiannya sendiri berupa pengembangan jamu bernama MeniTemu yang berasal dari gabungan meniran dan temulawak. Jamu tersebut mampu meningkatkan imun tubuh dan menjaga fungsi hati.
Menurutnya, banyak fakta menarik dari jamu yang bukan hanya warisan saja. Risetnya ini tentunya bisa menambah sederet penelitian tentang jamu yang berasal dari Indonesia.
Semangat terus bagi ilmuwan perempuan Indonesia yang namanya tidak hanya mengharumkan bangsa tetapi juga berguna untuk masyarakat. Jadikan kisah mereka sebagai inspirasi untuk tetap termotivasi mencatat prestasi.