6 Daerah Penghasil Anyaman Terbesar di Indonesia

Kerajinan anyam merupakan produk dari seni kriya yang memiliki fungsi siap pakai sebagai benda sehari-hari. Teknik anyam sendiri yakni menyilangkan antara lungsi dengan pakan. Kerajinan anyam ini bisa membantu negara dalam mengurangi angka pengangguran serta menambah lapangan. Berikut beberapa daerah penghasil anyaman di Indonesia yang perlu Anda tahu.

Daftar 6 Daerah Penghasil Anyaman Terbaik dan terbanyak di Indonesia

1. Banyuwangi, Jawa Timur

Desa Gintangan menjadi daerah penghasil anyam tersembunyi yang jarang dikenal orang. Keahlian menganyam bambu dimiliki 55 persen warga desa ini. Mereka pun dibantu lima UMKM dalam pemasaran produk anyamannya.

Pemerintah daerah menyelenggaran Festival Bambu untuk membantu memasarkan anyaman dari desa ini. Hingga kemudian produknya terdengar sampai ke Arab. Jadi saat ada pengiriman, perajin membuatkan 2000 tempat kue untuk sekali kirim. Dan penghasilan yang didapat sebanyak 190 juta.

2. Kudus, Jawa Tengah

Desa Sembaturagung terkenal sebagai sentra tas anyam dari plastik daur ulang. Meskipun dari bahan daur ulang, produksi pun selalu dibuat premium hingga layak dikatakan sebagai barang ekspor. Di tempat ini, warna tas dibuat netral dan bisa menyesuaikan permintaan.

Dalam sehari, perajin di desa ini dapat membuat sekitar 200 buah tas. Harganya pun dipatok dari 25 ribu sampai 250 ribu sesuai ukurannya.

3. Tangerang, Banten

Daerah penghasil anyaman di Indonesia selanjutnya adalah Tangerang. Tangerang ini terkenal dengan topi bambunya sejak dulu. Kualitas dari daerah ini menjadi juaranya di seluruh Indonesia. Macam topi yang dibuat yakni topi pantai, topi koboi, laken, dan topi petani. Harga yang dipatok dari 30 ribu hingga 90 ribu tiap kodinya.

Proses pengerjaan topi bambu terbilang lambat. Terlebih saat musim hujan. Kira-kira perajin dapat memproduksi 100 kodi dalam seminggu. Dan pemasarannya melalui sales.

4. Buleleng, Bali

Desa Bali Aga mencakup lima desa kecil yang sama-sama menjadi penghasil kerajinan anyam. Yakni Tigawasa, Pedawa, Cempaga, Banyuseri, dan Sidatapa. Kerajinan anyam yang dibuat dan dipakai untuk sehari-hari yakni ngiu, keranjang, dan guungan. Ngiu dipakai sebagai tempat mengayak beras. Keranjang dipakai sebagai tempat rumput. Dan guungan dipakai sebagai kandang anyam.

Penghasil terbanyak anyaman dari Desa Tigawasa dan Desa Sidatapa. Dan secara khusus, Tigawasa banyak menganyam dinding bambu atau bedeg. Rata-rata produksi semua desa sekitar 6,2 ton/ha. Hasil anyaman ini dijual ke pengepul lalu diedarkan ke pasar-pasar.

5. Padang, Sumatra Barat

Produk anyaman di daerah ini mulai dipasarkan dari tahun 2007. Dan yang menjadi unggulan dari Kecamatan Lubuk Kilangan adalah kerajinan rotan. Penjualan normal sekitar 100 juta/bulan dan akan naik bila bulan Ramadhan datang menjelang.

Kerajinan yang dibuat di kecamatan ini berupa ayunan bayi dan kursi. Jadi tiap minggunya, perajin bisa memproduksi 2-4 buah. Dan untuk satu setnya, perajin memasang harga 1,2 juta sampai 4 juta sesuai dengan kualitasnya.

6. Tasikmalaya, Jawa Barat

Pasar mancanegara yang disasar untuk mendistribusikan hasil anyaman dari daerah ini adalah negara Jepang dan Malaysia. Dan bahan anyaman yang dipakai adalah mendong dan pandan. Mendong sendiri merupakan ilalang kering.

Rerata sehari anyaman yang dihasilkan di Kecamatan Rajapolah ada sekitar 3000 buah dompet yang bila dirupiahkan senilai 21 juta. Produk anyaman pandan lainnya yaitu sandal, tempat CD, dan tas. Daerah ini menjadi daerah terakhir sebagai daerah penghasil anyaman di Indonesia.

Baca juga konten terkait dengan Kekayaan Alam atau konten menarik di lima kilo:

Tinggalkan komentar